Borobudur Peace & Prosperity Festival 2025 Siap Digelar, Dari Putri Indonesia HIngga Duta Besar Negara Sahabat Akan Ikut Hadir
Jeffry Yunus, Ferry Salim, Ricky Surya Prakasa (dok: BBPF 2024)
Jakarta, MBGToday.com, Gelaran tahunan Borobudur Peace & Prosperity Festival akan kembali digelar di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Acara festival kebudayaan yang merupakan rangkaian kegiatan perayaan hari raya Waisyak ini akan digelar pada 9-12 Mei 2025.
Inisiator sekaligus founder Borobudur Peace & Prosperity Festival 2025 (BPF 2025), Ricky Surya Perkasa mengatakan, festival kebudayaan yang menggabungkan unsur seni, budaya, dan keberagaman ini akanmengambil tempat di Candi Borobudur dan beberapa tempat lainnya seperti Sungai Progo, Candi Pawon, dan Candi Ngawen. “Kami sudah berkoordinasidengan seluruh stakeholder yang ada, termasuk Kementeriankebudayaan dan Kementerian Pariwisata, serta pemerintahdaerah, semua menyatakan kesiapannya mendukungpenyelenggaraan BPF 2025,” kata Ricky.
Ajang festival kebudayaan yang merupakan kolaborasi antaraMeccaya, perusahaan farmasi dermatologi nasional dengan Perkumpulan Pecinta Pariwisata Indonesia (P3I) danKementerian Pariwisata, kementerian Agama dan Kementerian Kebudayaan serta Pemprov Jawa Tengah dan Pemda Oabupaten Magelang ini, menurut Ricky, bertujuan untuk mempromosikan Borobudur sebagai Pusat Festival Kebudayaan dan Destinasi Utama Ziarahumat Budha seluruh dunia serta episentrum cita-cita Nusantara untuk Perdamaian, Kemakmuran, dan Persatuan dalam Keberagaman (Bhinneka Tunggal). “BPF 2025 yang akan berpangsung untuk keempat kalinya ini tidak hanya mengangkat nilai-nilai budaya, tetapi juga membawa pesan perdamaian dan kesejahteraan untuk semua. Dengan mengusung semangat kebersamaan, keberagaman, dan kepedulian sosial,” tegas Ricky.
Ketua Panitia Pelaksana BPF 2025 Jeffry Yunus menjelaskan, BPF 2025 akan diisi dengan beberapa rangkaian acara budayadari mulai acara Nyingma Monlam Indonesia di Taman Aksobhya, Candi Borobudur, sebagai pembuka acara Festival, pada 9 Mei 2025. Acara ini diawali dengan doa puja yang dipimpin oleh para guru dan Sangha, dan diakhiri deLarungPelita Purnama Siddhi di Candi Pawon dan Sungai Progo.
Pada acara deLarung Pelita Purnama Siddhi akan menampilkanberbagai atraksi seni dan budaya yaitu Art Exhibition, TembangMacapat, Tari Gandavyuga, Beddhaya Manjushri, dan TarianSungai Progo. Penyalaan lilin pelita dan perjalanan menujuSungai Progo akan menjadi highlight acara ini.
Di hari kedua BPF 2025, akan diisi dengan upacara MertiKarunia Bhumi yaitu suguhan Tarian Kisah Raja Mandatara, kemudian doa tujuh intan, dan diakhiri dengan prosesi ngiwakatau Fangshen. Puncak acara BPF 2025 akan digelar di Taman Aksobhya, Candi Borobudur. Hadirin akan disuguhi pameran seni rupa, batik, dan payung Nusantara, serta penampilan seniTari Kisah Suddhona dan Manohara "Everlasting Love Story of Borobudur" hingga pelepasan merpati putih dan penyalaan pelitaperdamaian. “Akan ada juga doa untuk perdamaian dankesejahteraan dunia yang dipimpin oleh 6 pemuka agama,” ujar Jeffry, yang juga ketua umum P3I.
BPF 2025 akan diakhiri dengan Festival Bhumi Mandala di Candi Ngawen. Acara ini akan menampilkan art exhibition, sego wiwit, festival layang-layang, dan Tari Kisah Raja Kubera"Legend of Candi Ngawen". Menurut Jeffry, BPF 2025 merupakan wujud dukungan terhadap pelestarian budaya dankesejahteraan masyarakat. “Harapannya, BPF 2025 akanmenjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk tetapmencintai dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara,” Jeffrymenambahkan.
Untuk itu, pada BPF 2025 ini, Sejumlah Putri Indonesia 2025 yang baru saja terpilih beberapa waktu lalu, akan ikut hadirmenyaksikan dan menjadi bagian dari acara BPF 2025. Menurut Jeffry, kehadiran Putri Indonesia diharapkan dapat ikutmenyebarkan nilai-nilai positif dari kegiatan BPF 2025 kepadaseluruh anak muda di Indonesia.
Selain Putri Indonesia, lebih dari seratus Raja-raja Nusantara, sejumlah alumni Harvard University, duta UNICEF Ferry Salim danbelasan Duta Besar negara sahabat juga menyatakan akan hadiruntuk menyaksikan festival kebudayaan terbesar di Indonesia ini. Diantaranya Duta besar Maroko Ouadia Benabdellah, Duta Besar Spanyol Fransisco De Asis Aguilera Aranda hingga Duta Besar Yunani Stella Bezirtzoglou.
Jeffry percaya bahwa keberlangsungan festival ini juga membawa dampak positif secara ekonomi, khususnya dalam memberdayakan UMKM, pelaku seni, dan masyarakat lokal. “Oleh karena itu, kami mendorong agar acara ini tidak hanya menjadi ajang tahunan, tetapi juga mendapat dukungan dan pengakuan resmi dari pemerintah sebagai agenda nasional yang mendorong pariwisata, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat,” tutup Jeffry.